Kudengar
untuk pertama kalinya
hatiku berbisik
hatiku meminta
meminta sesuatu yang tak mungkin
yaitu nyanyianmu
untuk pertama kalinya
hatiku berbisik
hatiku meminta
meminta sesuatu yang tak mungkin
yaitu nyanyianmu
Secangkir teh hangat menemaniku
dalam diam kuberpikir
anganku melayang
ku mulai berkhayal,
mendengar suaramu
berbisik syahdu menyenandungkan sepotong kalimat dari lagu itu
begitu indah, sampai tak kuabaikan satu helaan nafasmu
dalam diam kuberpikir
anganku melayang
ku mulai berkhayal,
mendengar suaramu
berbisik syahdu menyenandungkan sepotong kalimat dari lagu itu
begitu indah, sampai tak kuabaikan satu helaan nafasmu
Secangkir teh tak lagi hangat
menyadarkanku,
bahwa aku hanya mengkhayal,
bahwa aku hanya bermimpi,
bahwa aku hanya ingin,
namun siapa aku?
apa aku bisa?
menyadarkanku,
bahwa aku hanya mengkhayal,
bahwa aku hanya bermimpi,
bahwa aku hanya ingin,
namun siapa aku?
apa aku bisa?
Secangkir teh yang mulai membusuk
membuatku tau
apa yang benar-benar menyakitkan
apa yang tidak seharusnya kurasa
membuatku tau
apa yang benar-benar menyakitkan
apa yang tidak seharusnya kurasa
Pagi berganti senja
semut-semut kecil mengelilingi secangkir teh
membuatku jenuh,
senandungmu tak lagi terdengar
jenuh, penat aku
suaramu tidak pernah menggema,
tidak ada kenangan,
satu dua patah kata,
menyadarkanku,
kau hanya bayangan tanpa nama
yang selalu menghantuiku
di sudut pikirku.
semut-semut kecil mengelilingi secangkir teh
membuatku jenuh,
senandungmu tak lagi terdengar
jenuh, penat aku
suaramu tidak pernah menggema,
tidak ada kenangan,
satu dua patah kata,
menyadarkanku,
kau hanya bayangan tanpa nama
yang selalu menghantuiku
di sudut pikirku.